Rabu, 11 November 2009

Alif pada suatu hari

Di hari itu matahari semakin tenggelam di ufuk barat bersama langit yang mulai memerah dan awan2 yang juga mulai terbias kuning, burung-burung walet yang mulai menari-nari kesana kemari penuhi cakrawala yang seakan bersiap untuk istirahat dari hiruk pikuknya siang hari. seorang anak laki-laki bernama Alif sedang menatap pelataran rumah dan juga hiruk pikuknya depan rumahnya yang seakan tak perduli akan apa yang dia rasakan. dia hanya termenung sendiri. dan dia pun menatap ke arah kamarnya yang sudah terlihat kosong dengan hanya beberapa kardus yang tersisa dan juga kasur di lantai.

Alif pun terkejut ketika terdengar klakson mobil yang masuk ke pelataran rumahnya, pertanda Ibu dan Ayahnya sudah pulang dari bekerja. Alif pun bergegas menuju ke pintu rumahnya tuk bukakan pintu untuk Ibu dan Ayahnya. Alif terkejut untuk ke dua kalinya ketika dia membuka pintu, karena ibu dan bapaknya membawa barang yang begitu banyaknya dan juga makanan siap saji yang di bawa pulang untuk di santap saat makan malam nanti. Alif terlihat kepayahan ketika mencoba membantu Ibu Ayahnya membawakan barang2 kantor dan juga santapan makan malam yang tercium sangat menggiurkan untuk di santap nanti malam.

"ini mau di letakkan mana ayah?" tanya Alif yang sedang membawa setumpuk berkas2 kantor ayahnya. " letakan di kamar ayah saja lif" jawab Ayah. " setelah itu segeralah turun ya Nak, Kita siapkan meja makan bareng Ibu". Hatur Ayah pada Alif. " iya Ayah" jawab Alif, yang bergegas mebawa berkas kantor Ayahnya ke kamar Ayahnya, dan di letakkan lah berkas tersebut di meja rias Ibunya.

Segera setelah selesai Alif turun dari tangga untuk menuju ruang makan di mana Ibu nya sedang sibuk menata meja makan dan juga membuat minuman hangat untuk di hidangkan, dan Ayah yang sedang menata barang2 yang masih tercecer untuk dimasukan kedalam kardus sambil menonton TV berita yang sedang hangat di bicarakan orang-orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar