Tiba-tiba saja aku ingin memeluk malam
yang gelap, dingin dan tak bertuan
dan menarinya di dalamnya
dengan tubuh yang membiru di pundakku
semakin menyelami isi hati ini
semakin tak mengertilah kita jadinya
biarkan saja mereka teriakan semua sumpah serapah
dan protes akan bagaimana hidup ini berjalan
di dalam gelapnya malam ada sebuah keindahan
yang mungkin kita tak pernah sadari
dinginnya yang menusuk tulang, mengiris nadi, menyayat kesadaran
dan bekukan otak dan rasa dalam hati
bahkan ketika kita berdarah dan terluka sangat dalam
sampai tak tersa sakit itu dan tergantikan oleh senyuman
serasa menikmati semua isi dunia
aku akan ada di situ
tubuh ini semakin membiru
darah terlalu banyak mengalir keluar sari kulit tak berguna ini
tapi kaki ini tak mau berhenti melangkah
walau tak beralas, kaki ini tetap berpijak dengan kuatnya
semakin dalam kita menyelam kita akan menghilang di dalamnya
dan semakin kita akan merasa berbaur di kedalamannya
dan cahaya matahari pun enggan untuk menyapa
senyaman apa pun kita akan terbawa terbang di dalam awan yang membekukan jiwa
tertegun juga diriku tentang bagaimana semuanya bisa terjadi
merambat, mengendap-endap, dan berlari tergopoh-gopoh
tetap saja semuanya terasa nikmat dan nyaman di dalam bekunya jiwa
yang terlepas dari genggaman dan tertiup angin jauh ke lautan lepas.
Woi Bapak Aga, semoga berjumpa di Jakarta bulam Maret. Wah, asem ik, kamu punya talent untuk menjadi penulis lirik nih. Great writings you got in here dood, keep it up!
BalasHapus