Sabtu, 21 Februari 2009

Serangan Mata Seribu

ayo semuanya bersembunyi
kita telah diintai oleh mereka
tentara-tentara bermata seribu
yang menikam dengan hanya satu tatapan

tak ada satu gerak pun yang bisa luput
kita tak akan bisa berkutik disini
kita hanya bisa membatu dengan peluh mengujur deras
tarik napas dan siapkan langkah

"itu mereka ada di sana,
kita harus segera melarikan diri dari sini"

mereka tak kenal ampun
mereka tak kenal belas kasihan

tak ada kesempatan lagi untuk kita melawan
tak akan bisa kita berucap
semua kata demi kata sudah di serap dengan cepat
tak ada lagi kedipan untuk merelakan pandangan ini

"itu mereka mendekat, sudah tak ada waktu lagi
apa kita harus menyerah?"

tapi tak sudi ku menyerah begitu saja
kan kulawan kau dengan apa yang ada
sedikit amarah ini mungkin bisa membantu
untuk taklukan segala serangan yang kau sarangkan.

Jumat, 13 Februari 2009

Nyaman Membeku Disini

Tiba-tiba saja aku ingin memeluk malam
yang gelap, dingin dan tak bertuan
dan menarinya di dalamnya
dengan tubuh yang membiru di pundakku

semakin menyelami isi hati ini
semakin tak mengertilah kita jadinya
biarkan saja mereka teriakan semua sumpah serapah
dan protes akan bagaimana hidup ini berjalan

di dalam gelapnya malam ada sebuah keindahan
yang mungkin kita tak pernah sadari
dinginnya yang menusuk tulang, mengiris nadi, menyayat kesadaran
dan bekukan otak dan rasa dalam hati

bahkan ketika kita berdarah dan terluka sangat dalam
sampai tak tersa sakit itu dan tergantikan oleh senyuman
serasa menikmati semua isi dunia
aku akan ada di situ

tubuh ini semakin membiru
darah terlalu banyak mengalir keluar sari kulit tak berguna ini
tapi kaki ini tak mau berhenti melangkah
walau tak beralas, kaki ini tetap berpijak dengan kuatnya

semakin dalam kita menyelam kita akan menghilang di dalamnya
dan semakin kita akan merasa berbaur di kedalamannya
dan cahaya matahari pun enggan untuk menyapa
senyaman apa pun kita akan terbawa terbang di dalam awan yang membekukan jiwa

tertegun juga diriku tentang bagaimana semuanya bisa terjadi
merambat, mengendap-endap, dan berlari tergopoh-gopoh
tetap saja semuanya terasa nikmat dan nyaman di dalam bekunya jiwa
yang terlepas dari genggaman dan tertiup angin jauh ke lautan lepas.

Hanya Untuk Mendengarnya

Dia pun berkata
"sudahlah tak usah di permasalahkan lagi
setelah semuanya berlalu begitu lama
apalagi yang bisa di harapkan?"

dan aku pun menjawab
"bukan itu permasalahannya,
tapi untuk yang terakhir kalinya
aku ingin mendengarnya
sekali ini saja"

hanya untuk mendengarnya
aku rela untuk lakukan apa saja
semua akan ku lakukan apa saja yang kau minta
hanya untuk mendengarkan kalimat itu
keluar dari mulut mungil dengan bibir tipis mu

hanya untuk mendengarnya
aku rela menyayat nadi ku malam ini
menghentikan waktu dan memutar kembali
dan membuat semaunya berhenti
walau bagaimana pun caranya

hanya untuk mendengarnya

hanya untuk mendengarnya

Kamis, 12 Februari 2009

Lajukan, Lanjutkan

Tadi malam tiba-tiba semua seperti terulang di retina
melintas meraba jalanan yang dulu pernah ada aku disana
beberapa sudut memang telah berubah
tapi masih aja teringat saja semuanya

tercium lagi baunya dingin malam
dimana semuanya sempat tenggelam
terbawa terombang ambing tidak karuan
hanya ketulusan hati yang masih menerangi jalanan

tak terpikirkan untuk kembali lagi
walau terlintas bagaimana mudahnya hidup saat itu
kenikmatan dan kesenengan jiwa yang selalu penuhi hari
tanpa rasa perduli bagai para pengembara

kita lajukan semua tenaga yang tersisa
berputar keatas kebawah
dan semuanya tak akan berhenti disini saja
lanjutkan.

12.02.09